Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) secara resmi mendukung program “Satu Keluarga Satu Sarjana” yang digagas Pemerintah Provinsi Bali. Program ini ditargetkan mulai dilaksanakan pada 2026 sebagai upaya strategis meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Pulau Dewata.
Staf Ahli Kemdiktisaintek, Muhammad Hasan Chabibie, menyatakan program ini sejalan dengan visi pembangunan SDM unggul berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. “Kami sangat sependapat dengan Gubernur Wayan Koster bahwa penguatan pendidikan tinggi adalah kunci kemajuan Bali di era modern,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (9/4).
Gubernur Bali Wayan Koster menjelaskan, program ini dirancang khusus untuk membantu keluarga kurang mampu mengakses pendidikan tinggi. Saat ini, tim percepatan yang melibatkan rektor perguruan tinggi se-Bali sedang menyusun skema pendanaan dan mekanisme seleksi.
Menurut Chabibie, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah akan difokuskan pada penyediaan beasiswa, peningkatan kapasitas kampus, serta penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri. “Pendidikan harus menjawab tantangan masa depan, termasuk di sektor pariwisata dan ekonomi digital,” tegasnya.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Bali, tetapi juga menciptakan lulusan yang berintegritas dan kompetitif. Data BPS menunjukkan, pada 2023 baru 28% keluarga Bali yang memiliki anggota berpendidikan sarjana, angka yang masih di bawah rata-rata nasional.